Saat 3 Santriwati Menyelesaikan Hafalan 30 Juz Al – Qur’an

Menghafal Al – Qur’an merupakan sebuah kebanggaan bagi setiap muslim dan muslimah, tak terkecuali bagi generasi – generasi di Indonesia. Kebanggaan nampak muncul dalam raut wajah mereka, Begitupun bagi orang – orang terdekat mereka. Hal inilah yang dirasakan oleh Silvi Adilaelani, Siti Quraisin dan Siti Vania dari pesantren tahfidz Quran, dimana ketiganya berhasil menghafal 30 Juz Al – Qur’an. Senyum bahagia dan bangga tersungging di wajah mereka.

Memang pada mulanya pasti ada kesulitan dalam menghafalkan ayat demi ayat bahkan juz demi juz yang ada di Al – Qur’an. Dikarenakan komposisi seluruh ayat dalam kitab suci Al – Qur’an sangatlah beragam, ada beberapa ayat yang cukup panjang, hal ini sama dengan surat atau juz dalam Al – Qur’an yang lumayan panjang di awal kitab. Namun seperti yang diungkapkan santriwati pesantren tahfidz Quran ini, semuanya akan terasa mudah bila diniati dengan baik.

Adapun proses menghafalkan Al – Qur’an dimulai di Pondok Pesantren tempat mereka menimba ilmu, dengan mengikuti program takhasus yang dijalankan di lembaga pendidikan tersebut. Seperti yang diketahui dalam proses penghafal Al – Qur’an ada beberapa metode yang dapat digunakan. Seperti yang dijelaskan berikut :

Metode Menghafal Al – Qur’an

  1. Metode membaca satu ayat pertama, metode ini menekankan pada pengulangan ayat untuk dihafalkan, jadi ketika ayat pertama sudah hafal secara berulang – ulang maka dilanjutkan untuk menghafal ayat kedua, dan prosesnya sama, setelah dilakukan proses penghafalan berulang hingga lancar barulah mengulangi lagi ayat sebelumnya, hingga lancar ayat pertama dan kedua, dan begitu seterusnya sampai keseluruhan ayat dan surat.
  2. Metode menghafal satu ayat hingga lancar, pada metode ini, hafalan difokuskan pada satu ayat per ayat, jadi setelah satu ayat lancar langsung berpindah ke ayat selanjutnya tanpa perlu pengulangan ke ayat awal. Nantinya, proses pengulangan dilakukan di waktu yang ditentukan oleh hafidz atau penghafal Al – Qur’an, semisal setelah sepuluh ayat atau satu mushaf, tergantung kepada keinginan hafidz.
  3. Metode hafalan per bagian, pada metode ini, hafalan dilakukan dengan menghafal ayat sesuai maknanya, kemudian setelah selesai menghafalkan atau dirasa hafalan sudah melekat kuat dalam ingatan, barulah pengulangan dilakukan dengan menuliskan ulang, ayat per ayat dalam selembar kertas untuk menguji ingatan sejauh mana ingatan dan hafalan kita terhadap ayat – ayat yang sudah ditargetkan untuk dihafal.

Metode hafalan Al – Qur’an seperti yang telah dijelaskan cukup banyak dipraktikkan di tanah air, khususnya di beberapa pesantren tahfidz Quran mengingat kemudahan dalam proses hafalan Al – Qurannya, namun ada pula metode hafalan ala Timur Tengah yang kiranya bermanfaat juga bila dapat dipraktikkan sebagai saran menghafal Al – Qur’an.

Metode Menghafal Timur Tengah

  1. Menghafal Al – Qur’an dan melantunkan ayat per ayat secara bersamaan, hal ini memudahkan setiap yang mendengar untuk saling mengulangi hafalannya.
  2. Menghafal sendirian dengan proses koreksi, metode ini membutuhkan dua orang dimana seorang penghafal melantunkan hafalannya di depan korektor untuk mengecek kembali baik benar bacaannya, atau benar salahnya ayat yang dibaca, disini dapat diketahui sejauh mana seorang hafidz mencapai hafalannya.
  3. Metode Hafal Tulis, yakni setiap penghafal yang telah melakukan proses penghafalan, kembali melakukan pengujian hafalannya dengan menuliskan ayat – ayat yang dihapalkannya di secarik kertas atau papan, hal ini tidak hanya akan mengasah ketelitian dalam bacaan namun tulisan ayat Al – Qur’an tadi, sehingga para penghafal tidak hanya hafal ayat – ayat Al – Qur’an namun juga mengetahui kaidah penulisan ayat Al – Qur’an dengan baik dan benar. Metode ini banyak diterapkan di Negara – negara Timur Tengah, dan sedikit banyak sama dengan metode hafalan per bagian yang telah dipaparkan sebelumnya.

Pada intinya setiap metode yang dilakukan, diharapkan mampu mempermudah proses hafalan bagi para hafidzh maupun hafidzhoh yang sedang berusaha menghafalkan Al – Qur’an secara kaamilin atau lengkap, karena seperti yang telah dipraktikkan dan diutarakan oleh siswi – siswi di Pesantren tahfidz Quran, bahwa siapa saja dapat menghafal Al – Qur’an, dengan niat dan keinginan yang kuat sebagai landasannya. Dan selain kebanggaan, keberkahan pula yang didapatkan dengan menghafal ayat – ayat Al – Qur’an ini. Sekian dan Terima Kasih.